Tuesday, 23 June 2015

PERKIRAAN BIAYA PADA PRODUKSI DAN TOKO MEBEL


IMG_1329Semangat pagi pengusaha mebel Indonesia…
Kita bertemu lagi untuk membahas beberapa jenis perkiraan biaya yang timbul dari manufaktur / produksi dan toko mebel, setelah pada posting sebelumnya kami sampaikan tentang  jenis persediaan disertai contohnya. Bisnis mebel memiliki alur produksi yang panjang dan berliku, kalau ditinjau dari awal proses ada perusahaan yang memiliki lahan perkebunan sendiri untuk bahan mebel (perusahaan besar) atau penggergajian saja, ada juga suplier kayu lepas yang mencari bahan utama kayu solid untuk ditawarkan ke produsen mebel yang akan diolah menjadi bahan jadi mebel. Untuk mempersempit bahasan perkiraan biaya, kita batasi pada bahan baku utama kita sudah beli dari suplier. Sebelum melangkah jauh buat mengaplikasikan software mebel ini, ada baiknya  kita harus tahu dulu alur proses produksi dan penjualan mebel untuk menentukan biaya yang timbul :
  1. Pembelian bahan baku, secara umum sudah termasuk ongkos kirim dan ongkos BM (bongkar muat) yang ditanggung oleh suplier. Untuk semua bahan baku masuk kelompok  persediaan, sehingga pengeluaran yang timbul  akibat pembelian tersebut merupakan HPP persediaan
  2. Kita mulai ujung dari proses produksi yaitu bagian perencanaan produksi dan disain yang bertugas mendisain produk mebel sesuai pesanan atau untuk pasaran tersendiri dengan memperhitungkan unsur estetika dan kekuatan. Bagian ini pada perusahaan besar merupakan departemen terpisah. Untuk UMKM biasanya dikerjakan sendiri. Jika terdapat bagian tersendiri maka akan timbul biaya gaji karyawan.
  3. Selanjutnya adalah estimator, yang bertugas menghitung biaya produksi dari bagian disain, prediksi ketersediaan bahan baku, dan prediksi harga jual. Seringkali akan berdiskusi panjang dengan bagian disain agar terdapat titik temu untuk menghasilkan produk mebel yang estetis, kekuatan dan daya jual tinggi tetapi biaya produksi rendah. Secara umum estimator merupakan karyawan tetap sehingga perkiraan biaya merupakan biaya gaji karyawan.
  4. Yang berikutnya adalah koordinator (mandor) yang bertugas mengkoordinir pekerjaan dan pekerjanya. Secara umum mandor memiliki gaji pokok sebagai karyawan (masuk biaya gaji karyawan) , akan tetapi untuk pelaksanaan proses produksi ada dua sistem yang umumnya dijalankan, yaitu menggunakan sistem target pekerjaan harian dan sistem borongan. Jika menggunakan target pekerjaan harian akan memunculkan biaya produksi detil, jika sistem borongan yang digunakan biaya total terbagi untuk berapa produksi secara global.
Untuk UMKM posisi dari poin 2 sampai 4 bisa Anda rangkap… (lumayan gaji rangkap … :) ). Dibawah mandor ada beberapa bagian tugas :
  1. Bagian cutting/sawing, yaitu bagian pekerja vang bertugas untuk memotong kayu/lembar papan/bahan baku utama sesuai dengan ukuran, bentuk pada mal/contoh sehingga menjadi komponen produk mebel mentahan, misalkan komponen kaki kursi, komponen sandaran kursi dll. Jika bukan pekerjaan borongan dan ingin dihitung detil maka biaya dibuat perkiraan biaya pemotongan/sawing
  2. Bagian amplas, yaitu bagian pekerja yang bertugas menghaluskan dan membersihkan sisa/tepi potongan komponen mebel, mebel mentahan yang sudah diassembling/dirakit. Jika ingin dimasukkan sebagai biaya tersendiri, buat perkiraan biaya amplas, sudah termasuk ongkos pekerjaan dan bahan amplas.
  3. Bagian assembling, yaitu bagian pekerja yang bertugas merakit komponen mebel menjadi produk mebel mentahan. Pada produksi mebeler jenis knockdown (misalnya meja komputer, loker, lemari dari bahan MDF/partikel) bagian pekerjaan ini akan terlewatkan, biasanya hanya untuk pengujian presisi rakitan. Untuk bagian ini bisa dibuat perkiraan biaya assembling.
  4. Bagian finishing, yaitu bagian pekerja yang bertugas untuk mempercantik mebel melalui proses laminating (sheet), atau top coating (pengecatan, politur ataupun sanding). Bagian pekerjaan ini menghasilkan produk mebel jadi, perkiraan biaya masuk dalam biaya finishing.
  5. Bagian QC (quality Control), adalah bagian yang bertugas untuk mengontrol kualitas produk mulai dari proses cutting sampai dengan finishing. Biasanya adalah karyawan tetap dan masuk dalam biaya gaji karyawan.
  6. Bagian Packing, adalah pekerja yang bertugas untuk mengepak produk mebel agar siap dikirim. Tetapi bagian ini lebih dibutuhkan pada produksi mebel knockdown dari bahanMDF/partikel yang dikemas dalam dus karton, yang didisain secara khusus ukurannya agar sesuai dengan komponen rakitan nantinya. Untuk produk mebel bahan kayu solid biasanya tidak dipacking seperti itu, maksimal hanya dibungkus pada bagian tertentu saja. Mungkin lain lagi jika produk mebel untuk ekspor, tentu memiliki aturan packing tersendiri. Biaya masukkan perkiraan biaya packing.
  7. Bagian Delivery, adalah pekerja bagian pengiriman, yang menimbulkan perkiraan biaya/ongkos kirim. Bisa dikirim sendiri atau melalui jasa pengiriman luar, yang tentu bisa dipertimbangkan mana yang lebih murah.
Dari penjelasan diatas yang cukup panjang dan lebar ( :) ) maka jenis biaya untuk proses produksi dan toko mebel bisa disimpulkan dalam tabel sebagai berikut :
Jenis  perkiraan biaya produksi dan toko Mebel
Nama Perkiraan
Keterangan
Biaya Gaji KaryawanBiaya untuk gaji karyawan bulanan
Biaya Borong ProduksiJika system produksi diborong kerja
Biaya CuttingBiaya proses pemotongan (per minggu)
Biaya AmplasBiaya proses amplas  (perminggu)
Biaya AssemblingBiaya proses perakitan (perminggu)
Biaya FinishingBiaya proses finishing (laminating, top coating)
Biaya PackingBiaya pengemasan (pada produk knock down)
Biaya KirimBiaya kirim (jika di tanggung sendiri, tetapi jika dibebankan ke pembeli maka menjadi pendapatan biaya kirim/pendapatan lain-lain)

6 Metode MENCARI BUYER DARI LUAR Negara Melalui INTERNET

  6 Metode MENCARI BUYER DARI LUAR Negara Melalui INTERNET Dalam bisnis ekspor, buyer merupakan ujung tombak dari suatu proses. Produk serta...